GAMPANG PINGSAN BUKAN BERARTI LEMAH JANTUNG
GAMPANG PINGSAN BUKAN BERARTI LEMAH JANTUNG
Lebih parahnya lagi ada
klaim bahwa orang yang mudah jatuh pingsan sangat berkaitan dengan lemah
jantung. Padahal lemah-tidaknya jantung seseorang tidak hanya disebabkan oleh
faktor jantung kita kurang beres, melainkan bisa juga disebabkan oleh faktor
dari luar.
Intinya, seringnya
seseorang terjatuh pingsan tidak bisa langsung diidentikkan dengan lemah
jantung. Menurut para ahli, sebagian besar orang yang mengalami pingsan yang
disebabkan bukan karena lemahnya jantung orang tersebut, disebabkan oleh
hipersensitifitas vagus.
Hal ini terjadi karena
adanya ketidakseimbangan refleks saraf hormon ketika bereaksi dalam posisi
berdiri yang berkepanjangan. Vagus sendiri merupakan saraf otak yang sangat
berpengaruh terhadap frekuensi detak jantung manusia.
Pada orang yang sensitif
bahkan hipersensitif, keadaan dimana kekuatan konstraksi yang semakin bertambah
justru akan mengaktifkan reseptor mekanik pada dinding bilik jantung kiri
sehingga timbul apa yang disebut dengan reflex Bezold-Jarisch.
Apa yang terjadi kemudian?
Frekuensi detak jantung akan menjadi lambat, pembuluh darah tepi melebar, dan
kemudian terjadi tekanan darah rendah sehingga aliran darah ke susunan saraf
menjadi terganggu. Disinilah sinkop yang merupakan salah satu pencerminan
hipersensitivitas vagus terjadi.
Hindari Penggunaan Baju
Ketat
Sebagaimana disebutkan di
atas, sering jatuh pingsannya seseorang bukan semata disebabkan oleh lemahnya
jantung, namun bisa juga terjadi karena faktor luar. Dalam konteks
hipersensitiftas vagus bisa juga terjadi berupa sinkop sinus karotis, yakni
jatuh pingsan yang terjadi saat menoleh mendadak.
Mengapa hal tesebut bisa
terjadi? Kondisi menoleh mendadak bisa jadi merupakan gangguan ketika Anda
menggunakan kerah yang ketat dan terlalu tinggi. Pemakaian kerah yang ketat
akan menyebabkan penekanan pada sinus karotis yang berada di leher agak depan.
Lebih parahnya lagi, kondisi demikian bisa menyebabkan detak jantung menjadi
lambat dan menimbulkan sinkop.
Jika dilakukan tes
pemeriksaan yang disebut elektro-fisiologi pada penderita, maka umumya terlihat
fungsi listrik jantung bekerja pada batas normal. Apabila ada manipulasi ringan
berupa penekanan leher di daerah sinus karotis tadi akan tampak berupa garis
datar pada layar monitor.
Untuk mencegah melambatnya
detak jantung dan sinkop maka usahakan supaya Anda tidak menggunakan pakaian
yang memiliki kerah ketat dan terlalu tinggi. Selain itu, usahakan juga untuk
tidak memijat bagian leher yang bisa menyebabkan tekanan pada sinus karotis.
Selain
pencerminan hipersensitifitas vagus diatas, bisa juga terjadi apa yang
dinamakan denganparoxysmal sinus arrest. Dalam
konteks ini, bisa saja terjadi sumber listrik utama jantung mengalami
penghentian dalam waktu antara 6-23 detik sekalipun tanpa adanya faktor
penyebab yang melatarbelakanginya.
Paroxysmal
sinus arrest bisa terjadi kapan
saja dan kepada siapa saja, entah sedang berkegiatan atau sedang beristirahat,
siang ataupun malam. Dalam hal ini ketika diadakan pemeriksaan elektrofisiologis
maka keadaan di layar monitor akan tampak normal. Pada umumnya, pengobatan akan
diarahkan pada penggunaan alat pacu jantung secara permanen yang ditanamkan
dibawah kulit dada penderita.
Untuk
mencegah sinkop yang disebabkan bukan oleh kelainan jantung, maka bisa
disiasati dengan banyak melakukan olahraga secara regular seperti bersepeda, jogging, berenang, dan lainnya. Namun demikian, jika
sinkop disebabkan oleh adanya kelainan jantung yang diderita seseorang maka
dianjurkan untuk sesegera mungkin berkonsultasi ke dokter jantung untuk
mendapatkan tindakan yang tepat dan menghindari resiko yang lebih parah.
Patut Anda ingat bahwa
penyakit yang dideteksi diawal akan relatif lebih mudah untuk disembuhkan
dibandingkan dengan penyakit yang sudah bersemayam lama. Jaga baik-baik kondisi
tubuh Anda, luar ataupun dalam.