FILSAFAT KEPERAWATAN
A.Pengertian
Filsafat
Filsafat
berasal dari bahasa Yunani, philosophia dan philoshophos. Menurut bentuk kata,
philosophia diambil dari kata philos dan shopia atau philos dan sophos. Philos
berarti cinta dan shopia atau shopos berarti kebijaksanaan, pengetahuan, dan
hikmah. Dalam pengertian ini seseorang dapat disebut telah berfilsafat apabila
seluruh ucapannya dan perilakunya mengandung makna dan ciri sebagai orang yang
cinta terhadap kebijaksanaan, terhadap pengetahuan dan terhadap hikmah.Pada
awalnya, kata sofia lebih sering diartikan sebagai kemahiran dan kecakapan
dalam suatu pekerjaan, seperti perdagangan dan pelayaran. Dalam perkembangan
selanjutnya, makna dari kata kemahiran ini lebih dikhususkan lagi untuk
kecakapan di bidang sya’ir dan musik. Makna ini kemudian berkembang lagi kepada
jenis pengetahuan yang dapat mengantarkan manusia untuk mengetahui kebenaran
murni. Sofia dalam arti yang terakhir ini, kemudian dirumuskan oleh Pythagoras
bahwa hanya Dzat Maha Tinggi (Allah) yang mampu melakukannya. Oleh karena itu,
manusia hanya dapat sampai pada sifat “pencipta kebijaksanaan”. Pythagoras
menyatakan: “cukup seorang menjadi mulia ketika ia menginginkan hikmah dan
berusaha untuk mencapainya.” Harun Hadiwijono berpendapat bahwa filsafat
diambil dari bahasa Yunani, filosofia. Struktur katanya berasal dari kata
filosofien yang berarti mencintai kebijaksanaan. Dalam arti itu, menurut
Hadiwijono filsafat mengandung arti sejumlah gagasan yang penuh kebijaksanaan.
Artinya, seseorang dapat disebut berfilsafat ketika ia aktif memperoleh
kebijaksanaan. Kata filsafat dalam pengertian ini lebih memperoleh
kebijaksanaan. Kata filsafat dalam pengertian ini lebih berarti sebagai
“Himbauan kepada kebijaksanaan”. Harun Nasution beranggapan bahwa kata filsafat
bukan berasal dari struktur kata Philos dan shopia, philos dan shophos atau
filosofen. Tetapi kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yang struktur
katanya berasal dari kata philien dalam arti cinta dan shofos dalam arti
wisdom. Orang Arab menurut Harun memindahkan kata Philosophia ke dalam bahasa
mereka dengan menyesuaikan tabi’at susunan kata-kata bahasa Arab, yaitu
filsafat dengan pola (wajan) fa’lala, fa’lalah, dan fi’la. Berdasarkan wajan
itu, maka penyebutan kata filsafat dalam bentuk kata benda seharusnya disebut
falsafat atau Filsaf. Harun lebih lanjut menyatakan bahwa kata filsafat yang
banyak dipakai oleh masyarakat Indonesia, sebenarnya bukan murni berasal dari
bahasa Arab sama seperti tidak murninya kata filsafat terambil dari bahasa
Barat, philosophy. Harun justru membuat kompromi bahwa filsafat terambil dari
dua bahasa, yaitu Fil diambil dari bahasa Inggris dan Safah dari bahasa Arab.
Sehingga kata filsafat, adalah gabungan antara bahasa Inggris dan Arab.
Berfilsafat artinya berpikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak
terikat pada tradisi, dogma serta agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga
sampai ke dasar-dasar persoalannya. Atas dasar itu, maka menurut Harun, secara
etimologi filsafat dapat didefinisikan sebagai:
1.Pengetahuan
tentang hikmah
2.Pengetahuan
tentang prinsip atau dasar
3.mencari
kebenaran
4.Membahas
dasar dari apa yang dibahas
Ali
Mudhafir berpendapat bahwa kata filsafat dalam bahasa Indonesia memiliki
padanan kata Falsafah (Arab), Phyloshophy (Inggris), Philosophie (Jerman,
Belanda dan Perancis). Semua kata itu, berasal dari bahasa Yunani Philosphia.
Kata philosophia sendiri terdiri dari dua suku kata, yaitu Philien, Philos dan
shopia. Philien berarti mencintai, philos berarti teman dan sophos berarti
bijaksana, shopia berarti kebijaksanaan. Dengan demikian, menurut Ali Mudhafir
ada dua arti secara etimologi dari kata filsafat yang sedikit berbeda. Pertama,
apabila istilah filsafat mengacu pada asal kata philien dan shopos, maka ia
berarti mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (ia menjadi sifat). Kedua,
apabila filsafat mengacu pada asal kata philos dan shopia, maka ia berarti
teman kebijaksanaan (filsafat menjadi kata benda)
B.Pengertian
Filsafat Ilmu
Untuk
memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian
filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam Filsafat Ilmu, yang
disusun oleh Ismaun (2001)
· Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
· Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan)
· Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
· Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan)
· A.
Cornelius Benjamin “That philosopic disipline which is the systematic study of
the nature of science, especially of its methods, its concepts and
presuppositions, and its place in the general scheme of intellectual
discipines. (Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis
mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan
praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang
pengetahuan intelektual.)
· Michael V. Berry “The study of the inner logic if scientific theories, and the relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods”. (Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.)
· May Brodbeck “Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and clarifications of science.” (Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu.
· Michael V. Berry “The study of the inner logic if scientific theories, and the relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods”. (Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.)
· May Brodbeck “Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and clarifications of science.” (Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu.
· Peter
Caws “Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for
science what philosophy in general does for the whole of human experience.
Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories
about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action;
on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground
for belief or action, including its own theories, with a view to the
elimination of inconsistency and error. (Filsafat ilmu merupakan suatu bagian
filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan
pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu
pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan
menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak,
filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu
landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan
harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan
·
Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of science attempts, first,
to elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry
observational procedures, patens of argument, methods of representation and
calculation, metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the
grounds of their validity from the points of view of formal logic, practical
methodology and metaphysics”. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba
pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan
ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode
penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan
seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari
sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika).
Berdasarkan
pendapat di atas kita memperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah
kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang
ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata
lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan)
yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu, seperti :
· Obyek
apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut?
Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang
membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis)
·
Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu?
Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan
pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu?
Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan
pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis)
· Untuk
apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara
penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang
ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik
prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional
? Landasan aksiologis). (Jujun S. Suriasumantri, 1982)
C.
Fungsi Filsafat Ilmu
Filsafat
ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi
filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara
keseluruhan, yakni :
· Sebagai alat mencari kebenaran dari segala
fenomena yang ada.
· Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri
netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
· Memberikan pengertian tentang cara hidup,
pandangan hidup dan pandangan dunia.
· Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang
berguna dalam kehidupan
· Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk
kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik,
hukum dan sebagainya. Disarikan dari Agraha Suhandi (1989)
Sedangkan Ismaun (2001) mengemukakan fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana.
D.Filsafat Pendidikan
Sedangkan Ismaun (2001) mengemukakan fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana.
D.Filsafat Pendidikan
Falsafah pendidikan adalah pelaksanaan falsafah pandangan falsafah dan
kaidah falsafah dalam bidang pengalama kemanusiaan yang disebut pendidikan.
Maka filsafah pendidikan berusaha mengecam proses pendidkian mengubahnya, dan berusaha
untuk menjelaskan dan menerangkannya supaya pengalaman kemanusiaan ini sesuai
dengan kehidupan baru. Falsafah pendidikan mengandung “ usaha untuk mencari
konsep-konsep yang mengarahkan manusia diantara gejala-gejala yang
bermacam-macam proses pendidikan dalam rancangan yang terpadu dan menyeluruh.
Di samping itu mengandung juga usaha menjelaskan berbagai makna yang menjadi
dasar segala istilah pendidikan. Selain itu juga mengemukakan beberapa macam
pokok yang menjadi dasar dari konsep-konsep pendidikan dan menumbuhkan hubungan
pendidikan dengan bidang-bidang yang menjadi tumpuan perhatian manusia.
Apabila pengalaman manusia dengan segala bentuknya diusahakan oleh pendidikan untuk generasi baru, dan pengalaman itu diusahakan oleh falsafah melalui analisa, kecaman, penyelarasan, serta sintese, akan sangat berguna untuk memecahkan beberapa persoalan.
“ falsafah pendidikan adalah aktifitas fikiran yang tertur yang menjadikan filsafah itu sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. Fallsafah pendidikan itu dapat menjelaskan nilai-nilai dan matlamat-matlamat yang diusahakan untuk mencapainya. Dengan ini maka falsafah, falsafah pendidikan dan pengalaman kemanusiaan merapakan suatu unsur yang bersatu dan berpadu.
Apabila pengalaman manusia dengan segala bentuknya diusahakan oleh pendidikan untuk generasi baru, dan pengalaman itu diusahakan oleh falsafah melalui analisa, kecaman, penyelarasan, serta sintese, akan sangat berguna untuk memecahkan beberapa persoalan.
“ falsafah pendidikan adalah aktifitas fikiran yang tertur yang menjadikan filsafah itu sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. Fallsafah pendidikan itu dapat menjelaskan nilai-nilai dan matlamat-matlamat yang diusahakan untuk mencapainya. Dengan ini maka falsafah, falsafah pendidikan dan pengalaman kemanusiaan merapakan suatu unsur yang bersatu dan berpadu.
Manfaat filsafat pendidikan antara lain adalah:
1. dapat menolong perancang-perancang pendidikan dan orang-orang yang
melaksanakannya dalam suatu Negara untuk membentuk pemikiran sehat terhadap
proses pendidikan.
2. dapat membentuk asas yang dapat ditentukan panadangan pengkajian yang umum dan yang khas.
2. dapat membentuk asas yang dapat ditentukan panadangan pengkajian yang umum dan yang khas.
3. menjadikan asas yang terbaik untuk penilain pendidikan dalam arti yang
menyeluruh.
4. menjadi sandaran intelektual yang digunakan untuk membela tindakan-tindakan mereka dala bidang pendidikan dan pengajaran dalam melaksanakan falsafah.
4. menjadi sandaran intelektual yang digunakan untuk membela tindakan-tindakan mereka dala bidang pendidikan dan pengajaran dalam melaksanakan falsafah.
5. akan menolong untuk memberikan pendalaman fikiran bagi pendidikan kita
dan akan mengaitkannya dengan factor spiritual, kebudayaan, social, ekonomi,
dan politik di negeri kita.
E.Filsafat Keperawatan
E.Filsafat Keperawatan
Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keprawatan
yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan.
Hakekat manusia sebagai makhluk biopsikososio dan spritual, pada hakekatnya
keperawatan merupakan suatu ilmu dan kiat, profesi yang berorientasi pada
pelayanan, memiliki tingkat klien(individu, keluarga,kelompok dan masyarakat)
serta pelayanan yang mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan secara
keseluruhan. Adapun hakekat keperawatan adalah sebagai berikut:
· Sebagai ilmu dan seni, merupakan suatu ilmu yang didalam aplikasinya
lebih kearah ilmu terapan.
· Sebagai profesi yang berorientasi kepada pelayanan mengatasi umtuk membantu manusia mengatasi masalah sehat dan sakit dalam kehidupan untuk mencapai kesejahteraan.
· Sebagai pelayanan kesehatan yang memiliki tiga sasaran, diantaranya individu, keluarga dan masyarakat sebagai klien.
· Sebagai profesi yang berorientasi kepada pelayanan mengatasi umtuk membantu manusia mengatasi masalah sehat dan sakit dalam kehidupan untuk mencapai kesejahteraan.
· Sebagai pelayanan kesehatan yang memiliki tiga sasaran, diantaranya individu, keluarga dan masyarakat sebagai klien.
· Sebagai Kolaborator dengan tim kesehatan lainnya. Denagn memiliki program
pembinaan kesehatan, pencegahan penyakit, penentuan diagnosis dini penyembuhan
serta rehabilitasi dan pembatasan kecacatan.
Sedangkan esensinya yang meliputi:
· Memandang pasien sebagai makhluk yang utuh (holistik) yang harus dipenuhi
segala kebutuhannya baik biospikososio dan spritual yang diberikan secara
komprensif dan tidak bisa dilakuakn secara sepihak atau sebagian dari
kebutuhannya.
· Bentuk pelayanan keperawatan harus diberikan secara langsung dengan
memperhatikan aspek kemanusiaan.
· Setiap orang berhak mendapatkan keperawatan tanpa memandang perbedaaan
suku, kepercayaan, status sosial, agama dan ekonomi.
· Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem
pelayanan kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan
sendiri-sendiri.
· Pasien adalah mitra aktif dalam pelayanan kesehatan bukan sebagai penerima jasa yang pasif.
F. Relevansi Filsafat Ilmu Dengan Keperawatan
· Pasien adalah mitra aktif dalam pelayanan kesehatan bukan sebagai penerima jasa yang pasif.
F. Relevansi Filsafat Ilmu Dengan Keperawatan
Falsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari
realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan
pada alasan logis daripada metoda empiris.
Falsafah keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah sebenarnya
dapat diaplikasikan yang kemudian menghasilkan pengetahuan alam semesta, dalam
hal ini pengetahuan keperawatan, sehingga falsafah keperawatan adalah keyakinan
dasar tentang pengetahuan keperawatan yang mengandung pokok pemahaman biologis
manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit terutama berfokus kepada
respons mereka terhadap situasi.
keren kan ... ??
ReplyDelete