April 2012

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah remaja (usia >10-1,9 tahun) merupakan masalah yang perlu diperhatikan dalam pembangunan nasional di Indonesia. Masalah remaja terjadi, karena mereka tidak dipersiapkan mengenai pengetahuan tentang aspek yang berhubungan dengan masalah peralihan dari masa anak ke dewasa. Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan mental, sosial. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/ hormonal yang sangat dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan remaja serius karena timbuhnya dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya yaitu: hubungan seks pranikah, aborsi, PMS & RIV-AIDS serta narkotika.
Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi lain, remaja sendiri mengalami perubahan fisik yang cepat.
Akses untuk mendapatkan informasi bagi remaja banyak yang tertutup. Dengan memperluas akses informasi tentang kesehatan reproduksi remaja yang benar dan jujur bagi remaja akan membuat remaja makin sadar terhadap tanggung jawab perilaku reproduksinya. Dengan makin banyaknya persoalan kesehatan reproduksi remaja, maka pemberian informasi, layanan dan pendidikan kesehatan reproduksi remaja menjadi sangat penting.


BAB II
ISI

PEMBAHASAN
Di masyarakat, kasus-kasus kehamilan yang tidak dikehendaki selalu dipandang dengan muatan-muatan yang sarat dengan moral. Masyarakat cenderung menyalahkan korban, bukannya empati. Akibatnya, terjadi stigmatisasi dan diskriminasi dan menjadikan kasus ini tabu untuk dibicarakan secara terbuka.
Akibat kehamilan yang tidak dikehendaki ini, hampir bisa dipastikan (khususnya siswi) yang mengalami kasus ini harus berhenti dari sekolah atau dikeluarkan. Pihak sekolah selalu beralasan, dengan memberikan izin sekolah bagi siswi hamil, nama baik sekolah akan tercermar dan perbuatan tersebut akan ditiru oleh murid-murid lainnya. Pendapat ini baru asumsi/ pandangan dan belum tentu kebenarannya. Dengan demikian, pihak perempuanlah yang paling dirugikan bila kasus ini benar-benar terjadi. 
Kasus kehamilan yang tidak dikehendaki ini merupakan kasus yang berakibat terjadinya diskriminasi dan merupakan pelanggaran atas hak-hak anak, paling tidak hak untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan Konvensi Hak Anak, sehingga harus ada perubahan cara pandang atas kasus ini dari muatan moral menjadi muatan empati, di mana hak-hak korban harus dilindungi dan diperjuangkan secara bersama-sama, bukan lagi menyalahkan korban dengan alasan-alasan yang tidak rasional, seperti menuduh korban sebagai pihak yang memicu terjadinya perbuatan tersebut dengan memakai pakaian-pakaian seksi dan sejenisnya.
Mengacu pada isu-isu global, seperti yang dibahas di International Conference of Population and Development (ICPD) di Kairo tahun 1994, maka setiap orang (laki-laki dan perempuan, tanpa diskriminasi, termasuk anak dan remaja) harus mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi yang memadai. Maka bila ada golongan tertentu (anak/remaja) yang karena sebab-sebab tertentu tidak dapat mengakses pelayanan, maka hal tersebut termasuk pelanggaran hak.

Kesehatan Reprosuksi Remaja
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.
Tumbuh Kembang Remaja.
1. Masa remaja dibedakan dalam :
a. Masa remaja awal, 10 – 13 tahun.
b. Masa remaja tengah, 14 – 16 tahun.
c. Masa remaja akhir, 17 – 19 tahun.
2. Pertumbuhan fisik pada remaja perempuan :
a. Mulai menstruasi.
b. Payudara dan pantat membesar.
c. Indung telur membesar.
d. Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat.
e. Vagina mengeluarkan cairan.
f. Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina.
g. Tubuh bertambah tinggi.
3. Perubahan fisik yang terjadi pada remaja laki-laki :
a. Terjadi perubahan suara mejadi besar dan mantap.
b. Tumbuh bulu disekitar ketiak dan alat kelamin.
c. Tumbuh kumis.
d. Mengalami mimpi basah.
e. Tumbuh jakun.
f. Pundak dan dada bertambah besar dan bidang.
g. Penis dan buah zakar membesar.
4. Perubahan psikis juga terjadi baik pada remaja perempuan maupun remaja laki-laki, mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab, yaitu: 
a. Remaja lebih senang berkumpul diluar rumah dengan kelompoknya.
b. Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua.
c. Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri.
d. Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung pada kelompoknya.
e. Hal tersebut diatas menyebabkan remaja menjadi lebih mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif dari lingkungan barunya.
5. Menstruasi atau haid.
Bila menstruasi baru mulai periodenya mungkin tidak teratur dan dapat terjadi sebulan dua kali menstruasi kemudian beberapa bulan tidak menstruasi lagi. Hal ini memakan waktu kira-kira 3 tahun sampai menstruasi mempunyai pola yang teratur dan akan berjalan terus secara teratur sampai usia 50 tahun. Bila seorang wanita berhenti menstruasi disebut menopause. Siklus menstruasi meliputi :
a. Indung telur mengeluarkan telur (ovulasi) kurang lebih 14 hari sebelum menstruasi yang akan datang.
b. Telur berada dalam saluran telur, selaput lendir rahim menebal.

c. Telur berada dalam rahim, selaput lendir rahim menebal dan siap menerima hasil pembuahan.
d. Bila tidak ada pembuahan, selaput rahim akan lepas dari dinding rahim dan terjadi perdarahan. Telur akan keluar dari rahim bersama darah.
e. Panjang siklus menstruasi berbeda-beda setiap perempuan. Ada yang 26 hari, 28 hari, 30 hari, atau bahkan ada yang 40 hari. Lama menstruasi pada umumnya 5 hari, namun kadang-kadang ada yang lebih cepat 2 hari atau bahkan sampai 5 hari. Jumlah seluruh darah yang dikeluarkan biasanya antara 30 – 80 ml. Selama masa haid, yang perlu diperhatikan adalah kebersihan daerah kewanitaan dengan mengganti pembalut sesering mungkin.
6. Mimpi Basah, 
Bagaimana Bisa Terjadi
Ketika seseorang laki-laki memasuki masa pubertas, terjadi pematangan sperma didalam testis. Sperma yang telah diproduksi ini akan dikeluarkan melalui Vas Deferens kemudian berada dalam cairang mani yang diproduksi oleh kelenjar prostat. Air mani yang telah mengandung sperma ini akan keluar yang disebut ejakulasi. Ejakulasi yang tanpa rangsangan yang nyata disebut mimpi basah. 
7. Kehamilan.
Merupakan akibat utama dari hubungan seksual. Kehamilan dapat terjadi bila dalam berhubungan seksual terjadi pertemuan antara sel telur (ovum) dengan sel sperma. Proses kehamilan dapat diilustrasikan sebagai berikut :

a. Sel telur yang keluar dari indung telur pada saat ovulasi akan masuk kedalam sel telur.
b. Sperma yang tumpah didalam saluran vagina waktu senggama akan bergerak masuk kedalam rahim dan selanjutnya ke saluran telur.

c. Di saluran telur ini, sperma akan bertemu dengan sel telur dan langsung membuahi.
8. Tanda-tanda kehamilan :
a. Sering mual-mual, muntah dan pusing pada saat bangun tidur (morning sickness) atau sepanjang hari.
b. Mengantuk, lemas, letih dan lesu.
c. Amenorhea (tidak mengalami haid).

d. Nafsu makan menurun, namun pada saat tertentu menghendaki makanan tertentu (nyidam).
e. Dibuktikan melalui tes laboratorium yaitu HCG Test dan USG.
f. Perubahan fisik seperti payudara membesar dan sering mengeras, daerah sekitar Aerola Mammae (sekitar puting) membesar.
9. Kehamilan di bawah usia 20 tahun Organ reproduksi belum sempurna sehingga pada saat persalinan akan mengalami kesulitan.
a. Belum siap mental sebagai ibu.
b. Bila tidak diinginkan akan dilakukan abortus (abotus : suatu kejadian keluarnya hasil kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan).
c. Abortus Spontan (tidak disengaja) 
d. Provokatus (disengaja)


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan mental, sosial. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/ hormonal yang sangat dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan remaja serius karena timbuhnya dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya yaitu: hubungan seks pranikah, aborsi, PMS & RIV-AIDS serta narkotika.

Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi lain, remaja sendiri mengalami perubahan fisik yang cepat. Harus ada keyakinan bersama bahwa membangun generasi penerus yang berkualitas perlu dimulai sejak anak, bahkan sejak dalam kandungan.
Pemberian informasi ini dengan tujuan meningkatkan pengetahuan yang pada gilirannya mampu memberikan pilihan kepada remaja untuk bertindak secara bertanggung jawab, baik kepada dirinya maupun keluarga dan masyarakat.

B. Saran

1. Perlu dibangun komitmen bersama antar elemen, baik pemerintah maupun masyarakat yang menetapkan kesehatan reproduksi remaja sebagai agenda/isu bersama dan penting.
2. Perlu pendekatan kepada pihak yang berkompeten dalam pembinaan remaja melalui pembekalan.

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN


FILOSOFI/ FALSAFAH KEPERAWATAN
Falsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas,serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada alasanlogis daripada metoda empiris.Falsafah keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah sebenarnyadapat diaplikasikan yang kemudian menghasilkan pengetahuan alam semesta, dalamhal ini pengetahuan keperawatan, sehingga falsafah keperawatan adalah keyakinandasar tentang pengetahuan keperawatan yang mengandung pokok pemahaman biologis manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit terutama berfokuskepada respons mereka terhadap situasi.Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) :Roy memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme danempat berdasarkan prinsip falsafah veritivity.falsafah humanisme/ kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi subyektif manusiadan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa seorang individu :
1. saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi, mencari solusi
2. bertingkahlaku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukumaksi-reaksi
3. memiliki holism intrinsik 
4. berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lainveritivity. Berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwaada hal yang benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiahmanusia yang mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut ini. Individu dipandang dalamkonteks
1. tujuan eksistensi manusia
2. gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia
3. aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum
4. nilai dan arti kehidupan

 MODEL KONSEPTUAL
Model konseptual tersusun atas ide-ide (konsep-konsep) abstrak dan umum, dan proposisi yang menspesifikasi hubungan antara keduanya. Model konseptual sangat penting sebagai landasan perkembangan disiplin keperawatan.Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skemayang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu,kelompok, situasi, atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya.Fenomena ini diklasifikasikan menjadi konsep, terdiri dari kata-kata yangmengandung citra mental dari sesuatu yang akan dijelaskan.Konsep bisa berupa ide abstrak (seperti adaptasi, ekuilibrium) atau idea konkrit(misalnya bangku atau papan tulis). Karena itu model konseptual dapat dijabarkansebagai serangkaian konsep dan asumsi yang berintegrasi menjadi suatu gambaranyang bermakna.Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatulingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan yang adaptif dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Modelkonseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebutmempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stressor ini. Melalui penjelasan tentang fenomena ini danketerkaitan antara istilah umum dan abstrak maka model konseptual mencerminkanlangkah pertama mengembangkan formulasi teoritis yang diperlukan untuk kegiatanilmiah.Model konseptual sering tersusun sebagai hasil dari pendalaman intuitif seorangilmuwan terutama terjadi dalam lingkup keilmuan disiplin terkait. Sintesis yangterjadi dalam pengembangan skema konseptual baru sering mengakibatkan suatu hasilyang unik untuk lingkup keilmuan tersebut.
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuhdan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatanmerupakan konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakityang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalahkeperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien)Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk  biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok laintermasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skemakonseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penenkanan padasistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer.Model konseptual mendefinisikan sehat sebagai kesaran sehat-sakit dari seseorang,dan lingkungan kondusif untuk pemulihan kesehatan. Model ini juga mengidentifikasitujuan keperawatan yang biasanya menterjemahkannya dari definisi sehat yangdimaksud. Dalam konsep keperawatan juga terlibat suatu penjelasan tentang proseskeperawataan dan pola pikir yang terbentuk dari konsep ini.Sedangkan contoh model konseptual menurut Teori Adaptasi Roy adalah:Model konseptualnya berbasis model konseptual adaptasi. Konsep kunci pada modelkonseptual Roy adalah manusia (person), tujuan, kesehatan, lingkungan dan aktifitaskeperawatan. Dalam model konseptual teoris keperawatan akan menjabarkan pemikiran (idea) dan proposisimanusia di konseptualisasikan sebagai sistem adaptif terbuka yang bersifat holistik,dimana terjadi proses pelayanan keperawatan, dan manusia sebagai penerima(recipient). Adaptif diartikan sebagai kapasitas yang dimiliki oleh manusia untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dan manusia juga mampumempengaruhi manusia. Roy menjelaskan yang disebut dengan person bisa individu,keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing sebagai holistic adaptasisystem. Roy memandang orang secara menyeluruh atau holistik yang merupakansuatu kesatuan yang hidup secara konstan dan berinteraksi dengan lingkungannya,antara sistim dan lingkungan terjadi pertukaran informasi,bahan dan energi.
Interaks yang konstan antara orang dengan lingkungannya akan terjadi perubahan baik internalmaupun eksternal, dalam menghadapi perubahan ini individu harus memeliharaintegritas dirinya dan selalu beradaptasiTujuan (goal) diartikan sebagai tujuan keperawatan untuk mendorong terjadinya proses adaptasi dalam 4 cara adaptasi yang kemudian memberi kontribusi terhadapkeadaan kesehatan. Aktifitas keperawatan digambarkan oleh model adaptif Roydengan meningkatkan respon adaptif pada situasi sehat atau sakit, perawat dapatmengambil tindakan untuk memanipulasi fokal, kontextual atau residual stimulidengan melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi. Perawat bertindak untuk mempersiapkan klien mengantisipasi perubahan melalui penguatanregulator, cognator dan mekanisme koping yang lainKesehatan: didefinisikan sebagai “sebuah keadaan dan juga sebuah proses untuk  berubah dan menjadi manusia yang utuh (integrated) dan menyeluruh (whole)”.Tujuan keperawatan untuk meningkatkan kesehatan seseorang dengan meningkatkanrespon adaptif, energi yang bebas dari perilaku yang tidak efektif dapat dipakai untuk meningkatkan kesehatan.Lingkungan didefinisikan sebagai “segala kondisi, keadaan dan pengaruh yangmengelilingi dan mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku manusia”Aktifitas keperawatan “mengkaji tingkah laku dan faktor-faktor yang mempengaruhitingkat adaptasi dan terjadi dengan cara mengelola stimuli focal, konstekstual danresidual.
”Contoh Grand theory adalah teori keperawatan menurut Roy.Merupakan suatu teori yang mendasari terbentuknya teori lainnya yang masih terkaitdengan teori tersebut. Contoh adalah teori adaptasi oleh Roy yang menjadi dasar teorilain.
Roy telah mengembangkan model adaptasi Roy menjadi sebuah teori yang dikenaldengan teori manusia sebagai sistem adaptif (Theory Of Person As An AdaptiveSystem). Dalam teori ini konsep-konsep yang telah ada (yaitu: manusia, tujuan,kesehatan, lingkungan dan aktifitas keperawatan) mendapat tambahan konsep.Konsep tersebut adalah stimuli fokal, residual dan kontekstual.

A. PENGERTIAN
Teori keperawatan menurut sevens (1984) adl. Sebagai usaha menguraikandan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan (dikutip dari Taylor c, dkk/1989). Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatandengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan,memperkirakan, dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatanyang dilakukan.Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandangsituasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Modelkonseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yangharus perawat kerjakan.

B. GAMBARAN MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN
Hampir semua model keperawatan yang diaplikasikan dalam praktik keperawatan professional menggambarkan empat jenis konsep yang sama,yaitu :
1. Orang yang menerima asuhan keperawatan
2. Lingkungan (masyarakat)
3. Kesehatan (sehat/sakit, kesehatan dan penyakit)
4. Keperawatan dan peran perawat (tujuan/sasaran, peran dan fungsi)
Model keperawatan dapat diaplikasikan dalam dalam kegiatan praktik, penelitian dan pengajaran, oleh karena itu model harus diperkenalkan kepada perawat atau calon perawat guna memperkuat profesi keperawatan khususnyadalam mengkoreksi pemikiran yang salah tentang profesi keperawatanseperti : perawat sebagai pembantu dokter,, oleh karena itu model harusdiperkenalkan kepada perawat atau calon perawat guna memperkuat profesikeperawatan khususnya dalam mengkoreksi pemikiran yang salah tentang profesi keperawatan seperti : perawat sebagai pembantu dokter.

C. MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN MENURUT FLORENCENIGHTINGALE
1. Biografi Florence Nightingale
Dua bayi perempuan dilahirkan di tengah keluarga William (W.E.N) danFanny Nightingale dalam suatu perjalanan panjang keliling Eropa. Parthenope,anak pertama, lahir di Napoli, Yunani. Putri kedua diberi nama sesuai dengannama sebuah kota di Italia, tempat dia dilahirkan pada tanggal 12-Met 1820:Florence.Florence Nightingale dibesarkan dalam sebuah keluarga kaya yang tinggal diluar kota London, dikelilingi pesta-pesta yang terus berlangsung, sebuahrumah musim panas bernama Lea Hurst, dan tamasya ke Eropa. Tetapi padatahun 1837, pada usia tujuh belas tahun, dia menulis di buku hariannya, “Padatanggal 7 Februari, Tuhan berbicara kepadaku dan memanggilku untuk melayani-Nya.” Tetapi pelayanan apa?Dia menyadari bahwa dirinya merasa bersemangat dan sangat bersukacita —  bukan karena status sosial keluarga kaya — saat dia merawat keluarga-keluarga miskin yang hidup di gubuk gubuk sekitar Embley, rumahkeluarganya.Pada saat Florence berusia dua puluh empat tahun, dia merasa yakin bahwa panggilannya adalah merawat orang sakit. Tetapi pada tahun 1840-an, paragadis Inggris terhormat tidak akan bersedia menjadi perawat. Pada masa itu, perawat tidak melebihi fungsi sebagai pembantu yang melakukan semua pekerjaan di rumah sakit — rumah sakit umum (para orang kaya dirawat dirumah sendiri) — dan dianggap sebagai peminum atau pelacur.Tetapi Florence, yang belum menikah dan masih tinggal bersama orangtuanya, merasa hampir gila karena ketidakproduktifan dan rasa frustrasi. Dia bertanya kepada seorang dokter tamu dari Amerika, dr. Samuel Howe,“Apakah pantas bagi seorang gadis Inggris mencurahkan hidupnya untuk menjadi seorang perawat?” Dia menjawab, “Di Inggris, semua yang tidak  biasa dianggap tidak layak. Tetapi bukanlah sesuatu yang tidak mungkinterjadi atau tidak wajar bagi seorang wanita terhormat bila melakukan suatu pekerjaan yang membawa kebaikan bagi orang lain.”Florence sering bertanya-tanya, mengapa gereja Protestan tidak seperti
 Catholic Sisters of Charity — suatu jalan bagi para wanita untuk mencurahkanhidupnya dengan melayani orang lain. Dr. Howe menceritakan kepadanyatentang Kaiserworth di Jerman, didirikan oleh Pendeta Theodor Fliedner.Tempat itu mempunyai rumah sakit yang dilengkapi ratusan tempat tidur,sekolah perawatan bayi, sebuah penjara berpenghuni dua belas orang, sebuahrumah sakit jiwa untuk para yatim, sekolah untuk melatih para guru, dansekolah pelatihan untuk para perawat disertai ratusan diaken. Setiap kegiatanselalu diikuti dengan doa.Bahkan sebelum dia memutuskan untuk pergi, dengan semangat tinggiFlorence menanggapi bahwa Kaiserworth adalah tujuannya.Tahun 1846, Florence melakukan perjalanan ke Roma bersama teman-temannya, Charles dan Selina Bracebridge. Pada perjalanan ini, dia bertemudengan Sidney Herbert dan istrinya, Liz. Mereka adalah orang Kristen yangtaat. Kemudian dia menjadi Menteri Perang dan seorang teman serta pendorong, semangat bagi Florence Nightingale.Pada bulan Juli 1850, di usianya yang ke-30, akhirnya Florence pergi keKaiserworth di Jerman selama dua minggu. Setahun kemudian, dia pulang kerumah dan tinggal selama tiga bulan. Dia pulang dengan sikap baru. Sekarangdia tahu bahwa dirinya harus membebaskan diri dari kehidupannya yangterkekang.Tiga tahun kernudian, dia melaksanakan pekerjaan keperawatannya yang pertama sebagai pengawas di Institute for the Care for Sick Gentle Woman inDistressed Circumstances. Dia memasukkan pemikiran-pemikiran baru kedalam institusi itu dan menerapkan beberapa ide yang revolusioner, seperti pipa air panas ke setiap lantai, elevator untuk mengangkut makanan pasien,dan para pasien dapat langsung memanggil para perawat dengan menekan bel.Dia juga menetapkan bahwa institusi tersebut bukan institusi sekte — menerima semua pasien dari semua denominasi dan agama. (Komite institusiini menginginkan agar institusi tersebut hanya menerima jemaat GerejaInggris).Pada tahun 1854, ketika Inggris dan Perancis mengumumkan perang terhadapRusia untuk menguasai Crimea dan Konstantinopel — pintu gerbang menujuTimur Tengah — Sidney Herbert, sebagai Menteri Perang, meminta Florenceuntuk mengepalai sebuah tim perawat bagi rumah sakit militer di Scutari, Turki. Florence menggunakan kesempatan ini. Dia tiba bersama sebuah tim pilihan yang terdiri dari 38 orang perawat. Hanya 14 orang perawat yangmempunyai pengalaman di lapangan; 24 orang lainnya adalah anggotalembaga keagamaan yang terdiri dari Biarawati Katolik Roma, DissentingDeaconnesses, perawat rumah sakit Protestan, dan beberapa biarawatiAnglikan yang berpengalaman di bidang penyakit kolera. Teman-temannya,Charles dan Selina Bracebridge juga turut bersama tim tersebut untuk mendorong semangatnya.Selama perang berlangsung, Florence menghadapi pertempuran berat untuk meyakinkan para dokter militer bahwa para perawat wanita pun diperlukan disebuah rumah sakit militer. Perang Crimea telah membongkar sistemkemiliteran Inggris yang ternyata mengirim ribuan prajurit untuk menjemputkematiannya sendiri akibat kekurangan gizi, penyakit, dan diabaikan.Sebanyak 60.000 prajurit Inggris dikirim ke Crimea. Sejumlah 43.000meninggal, sakit, atau terluka, dan hanya 7.000 yang terluka oleh musuh.Sisanya merupakan korban akibat lumpur, kekacauan, dan penyakit.Pada saat perang akan berakhir, laporan dan saran Florence Nightingalemembuat Inggris seperti dilanda badai. Dia menjadi pahlawan wanita negaratersebut. Pada tahun 1860, Sekolah Keperawatan Nightingale dibuka diLondon dan kelas pertamanya berisi lima belas orang murid wanita muda.Sepanjang hidupnya, sebelum dia meninggal saat sedang tidur pada usiasembilan puluh tahun di tahun 1910, dia bekerja tanpa lelah untuk mengadakan perubahan-perubahan di kemiliteran yang berhubungan dengan perawatan kesehatan dan medis.Sebab dia telah bersumpah, “Semua yang terjadi di Crimea, tidak bolehterulang kembali.”
2. Gambaran model konseptual keperawatan Florence
Nightingale :
a. Definisi keperawatan adl. Profesi untuk wanita dengan tujuan menemukandan menggunakan hukum alam dalam pembangunan kesehatan dan pelayanankesehatan. Ningtingale menegaskan bahwa keperawatan adl. Ilmu dan kiatyang memerlukan pendidikan formal untuk merawat orang yang sakit.
b. Tujuan tindakan keperawatan adl. Memelihara, mencegah infeksi, dancedera, memulihkan dari sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan lingkungan
c. Alasan tindakan keperawatan yakni Menempatkan manusia pada kondisiyang terbaik secara alami untuk menyembuhkan atau meningkatkan kesehatanserta mencegah penyakit dan luka.
d. Konsep individu adl. Merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional,sosial, dan spiritual yang lengkap dan berpotensi.
e. Konsep sehat adl. Keadaan bebas dari penyakit dan dapat menggunakankekuatannya secara penuh.
f. Konsep lingkungan adl. Bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatandan sakitnya seseorang.

D. GAMBARAN MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN TOKOH YANGLAIN
2. Virginia Hendersona.
a. Definisi keperawatan Bantuan yang diberikan kepada individu baik dalamkeadaan sehat maupun sakit dalam kegiatannya untuk mencapai keadaan sehatatau sembuh dari penyakit sehingga ia mempunyai kekuatan, keinginan dan pengetahuan. 
b. Alasan tindakan keperawatan Pendekatan yang dilakukan untuk memenuhi14 komponen dari keperawatan.
c. Konsep individu Keadaan biologi dimana tidak dapat dipisahkan antara pikiran dan jasmani.
d. Konsep sehat Kemampuan fungsi independent dalam hubungannya dengan14 komponen.
e. Konsep lingkungan Tidak terdefinisi dengan jelas, dapat berupa tindakan positif maupun negatif.

3. Sister Callista Roya.
a. Definisi keperawatan Suatu analisa proses dan tindakan sehubungan dengan perawatan sakit atau potensial seseorang untuk sakit. 
b. Alasan tindakan keperawatan Aktifitas keperawatan berasal dari modeldimana berupa proses pengkajian dan intervensi-intervensi perandiselenggarakan dengan konteks keprawatan dan termasuk manipulasi daristimuli.
c. Konsep individu Keadaan biopsikososial yang berupa interaksi yang tetapdengan perubahan lingkungan, manusia bersifat sebagai system adaptif yangterbuka.
d. Konsep sehat Rentang sehat sakit merupakan garis yang terus menerus yangmenunjukan status sehat atau sakit dimana sesorang butuh pengalaman danwaktu. Sehat sakit merupakan bagian dari hidup manusia.
e. Konsep lingkungan Suatu kondisi yang terus menerus dan mempengaruhisekelilingnya dan perkembangan organisme serta group organisme.
4. Myra Estrin Levinea. Definisi keperawatan Interaksi manusia yang berdasarkan pada prinsip- prinsip ilmiah yang digunakan dalam proses keperawatan.
b. Alasan tindakan keperawatan Perawatan individu yang bersifat holisticuntuk setiap kebutuhan seseorang, seseorang mendorong perawat untuk  beradaptasi.
c. Konsep individu Interaksi dari individu yang bersifat kompleks antaralingkungan interna dan eksterna yang mengubah adaptasi.
5. Imogane M. Kinga.
a. Definisi keperawatan Suatu proses interaksi manusia antara perawat danklien.
b. Alasan tindakan keperawatan Perawat dan klien saling mengamati dalaminformasi, komuniksai, situasi, tujuan dan tindakan untuk mencapai tujuan.
c. Konsep individu suatu system terbuka mengenai penukaran masalah, energidan dengan lingkungan yang terbatas.
d. Konsep sehat Aturan dinamik dari stressor dalam lingkungan eksternal daninternal melalui penggunaan optimal untuk mencapoai potensi maksimaldalam kehidupan sehari-hari.
e. Konsep lingkungan Suatu system terbuka yang menunjukkan penukaranmasalah energi, informasi dengan keberadaan manusia.

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN


SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

A. DEFINISI KEPERAWATAN
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (UU Kesehatan No. 23, 1992).
Menurut Effendy (1995), perawatan adalah pelayanan essensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan adalah upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan.
Merawat mempunyai suatu posisi sentral. Merawat merupakan suatu kegiatan dalam ruang lingkup yang luas yang dapat menyangkut diri kita sendiri, menyangkut sesuatu yang lain dan menyangkut lingkungan. Jika kita merawat sesuatu, kita menginginkan hasil yang dicapai akan memuaskan. Jadi kita akan selalu berusaha untuk mencapai sesuatu keseimbangan antara keinginan kita dan hasil yang akan diperoleh.
B.SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DUNIA
Merawat orang sama tuanya dengan keberadaan umat manusia. Oleh karena itu perkembangan keperawatan, termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia. Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama-agama besar dunia serta kondisi sosial ekonomi masyarakat.
1.Perkembangan Keperawatan Masa Sebelum Masehi
Pada masa sebelum masehi perawatan belum begitu berkembang, disebabkan masyarakat lebih mempercayai dukun untuk mengobati dan merawat penyakit. Dukun dianggap lebih mampu untuk mencari, mengetahui, dan mengatasi roh yang masuk ke tubuh orang sakit. Demikian juga di Mesir yang bangsanya masih menyembah Dewa Iris agar dapat disembuhkan dari penyakit. Sementara itu bangsa Cina menganggap penyakit disebabkan oleh setan atau makhluk halus dan akan bertambah parah jika orang lain menyentuh orang sakit tersebut.



2.Perkembangan Keperawatan Masa Setelah Masehi
Kemajuan pradaban manusia dimulai ketika manusia mengenal agama. Penyebaran agama sangat mempengaruhi perkembangan peradaban manusia, sehingga berdampak positif terhadap perkembangan keperawatan.
a. Perkembangan Kperawatan Masa Penyebaran kristen
Pada permulaan Masehi, Agama Kristen mulai berkembang. Pada masa itu, keperawatan mengalami kemajuan yang berarti, seiring dengan kepesatan perkembangan Agama Kristen. Ini dapat di lihat pada masa pemerintahan Lord Constantine, yang mendirikan Xenodhoeum atau hospes (latin), yaitu tempat penampungan orang yang membutuhkan pertolongan terutama bagi orang-orang sakit yang memerlukan pertolongan dan perawatan.
b. Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Islam
Pada pertengahan Abad VI Masehi, Agama Islam mulai berkembang. Pengaruh Agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak terlepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan Agama Islam. Memasuki Abad VII Masehi Agama Islam tersebar ke berbagai pelosok Negara. Pada masa itu di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti: ilmu pasti, ilmu kimia, hygiene dan obat-obatan. Prinsip-prinsip dasar perawatan kesehatan seperti pentingnya menjaga kebersihan makanan, air dan lingkungan berkembang secara pesat. Tokoh keperawatan yang terkenal dari dunia Arab pada masa tersebut adalah “Rafida”.
c. Perkembangan Keperawatan Masa Kekuasaan
Pada permulaan Abad XVI, struktur dan orientasi masyarakat mengalami perubahan, dari orientasi kepada agama berubah menjadi orientasi kepada kekuasaan, yaitu: perang, eksplorasi kekayaan alam serta semangat kolonialisme. Pada masa itu telah terjadi kemunduran terhadap perkembangan keperawatan, dimana gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, sehingga tenaga perawat sangat jauh berkurang. Untuk memenuhi kekurangan tenaga tersebut maka digunakanlah bekas wanita jalanan (WTS) yang telah bertobat sebagai, sehingga derajat seorang perawat turun sangat drastis dipandangan masyarakat saat itu.
3. Perkembangan Keperawatan Di Inggris
Perkembangan keperawatan di Inggris sangat penting untuk kita pahami, karena Inggris melalui Florence Nightingle telah membuka jalan bagi kemajuan dan perkembangan keperawatan yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain.
Florence Nightingle, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820 di Flronce (Italia). Setahun setelah kelahirannya, keluarga Florence kembali ke Inggris. Di Inggris Florence mendapatkan pendidikan sekolah yang baik sehingga ia mampu menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun Florence mengikuti kursus pendidikan perawat di Keiserwerth (Italia) dan Liefdezuster di Paris, dan setelah pendidikan ia kembali ke Inggris.
Pada saat Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florence bersama 38 suster lainnya di kirim ke Turki. Berkat usaha Florence dan teman-teman, telah terjadi perubahan pada bidang hygiene dan keperawatan dengan indikator angka kematian turun sampai 2%.
Kontribusi Florence Nightingle bagi perkembangan keperawatan adalah menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu bagian penting dari asuhan keperawatan, meyakinkan bahwa okupasional dan rekreasi merupakan suatu terapi bagi orang sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal klien dan peran perawat untuk memenuhinya, menetapkan standar manajemen rumah sakit, mengembangkan suatu standar okupasi bagi klien wanita, mengembangkan pendidikan keperawatan, menetapkan 2 (dua) komponen keperawatan, yaitu: kesehatan dan penyakit. Meyakinkan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dan berbeda dengan profesi kedokteran dan menekankan kebutuhan pendidikan berlanjut bagi perawat.
C. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA
1. Sejarah Perkembangan Keperawatan Sebelum Kemerdekaan
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut “velpleger” dengan dibantu “zieken oppaser” sebagai penjaga orang sakit. Mereka bekerja pada rumah sakit Binnen Hospital di Jakarta yang didirikan tahun 1799.
Pada masa VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-1816), telah memiliki semboyan “Kesehatan adalah milik manusia” Pada saat itu Raffles telah melakukan pencacaran umum, membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa serta memperhatikan kesehatan dan perawatan tahanan.
Setelah pemerintah kolonial kembali ke tangan Belanda, di Jakarta pada tahun 1819 didirikan beberapa rumah sakit. Salah satunya adalah rumah sakit Sadsverband yang berlokasi di Glodok-Jakarta Barat. Pada tahun 1919 rumah sakat tersebut dipindahkan ke Salemba dan sekarang dengan nama RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Dalam kurun waktu 1816-1942 telah berdiri beberapa rumah sakit swasta milik misionaris katolik dan zending protestan seperti: RS. Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Cikini-Jakarta Pusat, RS. St. Carolos Salemba-Jakarta Pusat. RS. St Bromeus di Bandung dan RS. Elizabeth di Semarang. Bahkan pada tahun 1906 di RS. PGI dan tahun 1912 di RSCM telah menyelenggarakan pendidikan juru rawat. Namun kedatangan Jepang (1942-1945) menyebabkan perkembangan keperawatan mengalami kemunduran.
2. Sejarah Perkembangan Keperawatan Setelah kemerdekaan
a. Periode 1945 -1962
Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perkembangan keperawatan pun masih jalan di tempat. Ini dapat dilihat dari pengembanagan tenaga keperawatan yang masih menggunakan system pendidikan yang telah ada, yaitu perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO + 3 tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa. Terdapat pula pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang lulusannya disebut mantri juru rawat.
Baru kemudian tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah pendidikan satu tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK, ditambah pendidikan lagi selama satu tahun.
Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar umum SMA yang bertempat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo. Sekarang dikenal dengan nama Akper Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
Walupun sudah ada pendidikan tinggi namun pola pengembangan pendidikan keperawatan belum tampak, ini ditinjau dari kelembagaan organisasi di rumah sakit. Kemudian juga ditinjau dari masih berorientasinya perawat pada keterampilan tindakan dan belum dikenalkannya konsep kurikulum keperawatan. Konsep-konsep perkembangan keperawatan belum jelas, dan bentuk kegiatan keperawatan masih berorientasi pada keterampilan prosedural yang lebih dikemas dengan perpanjangan dari pelayanan medis.
b.Periode 1963-1983
Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang keperawatan. Pada tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April lahirlah organisasi profesi dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Ini merupakan suatau langkah maju dalam perkembangan keperawatan. Namun baru mulai tahun 1983 organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalui kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya.
c. Periode 1984 Sampai Dengan Sekarang
Pada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan dengan nama Progran Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi di Jakarta. Sejak saat itulah PSIK-UI telah menghasilkan tenaga keperawatan tingkat sarjana sehingga pada tahun 1992 dikeluarkannya UU No. 23 tentang kesehatan yang mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi.
Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung. Pada tahun 1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disyahkan dan digunakan. Selanjutnya juga pada tahun 1999 kurikulum D-III keperawatan mulai dibenahi dan mulai digunakan pada tahun 2000 sampai dengan sekarang

D. TREND KEPERAWATAN SEKARANG DAN MASA DEPAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang termasuk bidang kesehatan, peningkatan status ekonomi masyarakat, peningkatan perhatian terhadap pelaksanaan hak asasi manusia, kesadaran masyarakan akan kebutuhan kesehatan mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup sehat dan melahirkan tuntutan akan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Pergeseran akan fenomena tersebut, telah mengubah sifat pelayanan keperawatan dari pelayanan fokasional yang hanya berdasarkan keterampilan belaka kepada pelayanan profesional yang berpijak pada penguasaan iptek keperawatan dan spesialisasi dalam pelayanan keperawatan.
Fokus peran dan fungsi perawat bergeser dari penekanan aspek kuratif kepada peran aspek preventif dan promotif tanpa meninggalkan peran kuratif dan rehabilitatif.
Kondisi ini menuntut uapaya kongkrit dari profesi keperawatan, yaitu profesionalisme keperawatan. Proses ini meliputi pembenahan pelayanan keperawatan dan mengoptimalkan penggunaan proses keperawatan, pengembangan dan penataan pendidikan keperawatan dan juga antisipasi organisasi profesi (PPNI).
1. Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan
Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang profesional, telah memicu perawat untuk terus mengembangkan dirinya dalam berbagai bidang, terutama penataan sistem pendidikan keperawatan. Oleh karena itu profesi keperawatan dengan landasan yang kokoh perlu memperhatikan wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep pendidikan
a. Wawasan Keilmuan
Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III keperawatan 1999, merupakan wujud dari pembenahan kualitas lulusan keperawatan. Wujud ini dapat dilihat dengan adanya:
•Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu: Pendidikan Agama, Pancasila, Kewiraan dan Etika Umum)
•Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi dan Biokimia, Mikrobiologi dan Parasitologi, Farmakologi, Ilmu Gizi dan Patologi.
•Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu: KDK, KDM I dan II, Etika Keperawatan, Komunikasi Dalam Keperawatan, KMB I, II, III, IV dan V, Keperawatan Anak I dan II, Keperawatan Maternitas I dan II, Keperawatan Jiwa I dan II, Keperawatan Komunitas I, II dan III, Keperawatan Keluarga, Keperawatan gawat Darurat, Keperawatan Gerontik, Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Keperawatan Profesional dan Pengantar Riset Keperawatan.
Demikian juga halnya dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan, yaitu dengan berlakunya kurikulum Ners pada tahun 1998.
Sementara itu di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) telah dibuka S2 Keperawatan untuk Studi Manajemen Keperawatan, Keperawatan Maternitas dan Keperawatan Komunitas. Dan selanjutnya akan dibuka Studi S2 Keperwatan Jiwa dan Keperawatan Medikal Bedah.
Dapat disimpulkan bahwa saat ini perkembangan keperawatan diarahkan kepada profesionalisme dengan spesialisasi bidang keperawatan.
b. Orientasi Pendidikan
Pendidikan keperawatan bagaimanapun akan tetap berorientasi pada pengembangan pengetahuan dan teknologi, artinya pengalaman belajar baik kelas, laboratorium dan lapangan tetap mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memanfaatkan segala sumber yang memungkinkan penguasaan iptek. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan keperawatan dan persaingan global.
c. Kerangka Konsep
Berpikir ilmiah, pembinaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif mandiri, pendidikan dilingkungan masyarakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan karakteristik dari pendidikan profesional keperawatan.
2. Perkembangan Pelayanan Keperawatan
Perubahan sifat pelayanan dari fokasional menjadi profesional dengan fokus asuhan keperawatan dengan peran preventif dan promotif tanpa melupakan peran kuratif dan rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia di bidang keperawatan. Sehingga pada pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dapat terjadinya pelayanan yang efisien, efektif serta berkualitas.
Selanjutnya, saat ini juga telah berkembang berbagai model prakti keperawatan profesional, seperti:
•Praktik keperawatan di rumah sakit fasilitas kesehatan
•Praktik keperawatan di rumah (home care)
•Praktik keperawatan berkelompok (nursing home = klinik bersama, dan
•Praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647 tahun 2000, yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan.

Daftar Pustaka
Alimul, A.H. (2002), Pengantar pendidikan keperawatan. Sagung Seto: Jakarta
Effendy, N. (1995), Pengantar proses keperawatan. EGC: Jakarta
Gaffar, L.O.J. (1999), Pengantar praktik keperawatan professional. EGC: Jakarta
Stevens, P.J.M, et al. (1999) Ilmu keperawatan. Jilid I, Ed. 2. EGC: Jakarta

Newer Posts Older Posts